This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 25 April 2014

DAMPAK-DAMPAK GEMPA BUMI

Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
Peristiwa gempa bumi yang banyak terjadi di berbagai tempat di dunia terutama di Indonesia sangat memberikan dampak bagi masyarakat maupun keadaan alam yang ada. Hal utama yang bisa terjadi saat gempa bumi adalah banyaknya bangunan yang roboh, ini membuat kebanyakan orang menjadi panik bahkan ada yang harus kehilangan anggota keluarganya yang tertimbun runtuhan bangunan. Dalam hal ini akan mempengaruhi psikologis seseorang yang harus kehilangan keluarganya. Pada sektor ekonomi, hampir semua aktifitas perekonomian terutama di perkantoran dan tempat perbelanjaan terhenti apabila terjadi gempa bumi karena orang lebih mengutamakan keselamatan jiwanya, ini akan mengurangi pendapatan di bidang ekonomi. Bahkan di rumah sakit banyak pasien yang harus dikeluarkan dari rumah sakit untuk keselamatannya dan hal ini secara tidak langsung akan mengurangi layanan kesehatan bagi para pasien. Selain itu banyak bangunan bersejarah misalnya candi yang rusak karena gempa bumi, padahal situs-situs ini sangat berharga bagi kelestarian budaya kita.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
Dampak yang satu ini akan sangat mempengaruhi dalam sektor perhubungan dan berbagai upaya memberi bantuan serta penyelamatan untuk para korban gempa. Hal ini juga akan berdampak pada kelestarian flora dan fauna di sekitar daerah terjadinya gempa karena banyak pepohonan yang tumbang dan hewan-hewan yang panik banyak yang terjatuh dalam belahan tanah yang ada.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
Tanah longor lebih berdampak pada rusaknya daerah gempa yang bisa mengancam keberadaan manusia maupun flora dan fauna yang ada di sekitarnya. Dengan adanya longsor banyak korban yang meninggal tertimbun tanah longsoran tersebut, pohon tumbang dan banyak hewan yang mati. Ini dapat membuat keadaan sosial di tempat tersebut akan berubah, yang dulunya keluarganya masih utuh kini harus ada yang hilang. Yang dulunya hewan ternak banyak kini tinggal sedikit dan yang dulunya masih banyak pepohonan kini tinggal sedikit karena yang tersisa hanya hamparan tanah saja.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
Dengan terjadinya banjir, maka berbagai aspek akan mengalami gangguan bahkan kerusakan. Seperti terendamnya rumah warga, hanyutnya hewan ternak dan yang lebih mengkhawatirkan lagi banjir dapat menimbulkan berbagai penyakit.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

Inilah dampak yang paling membahayakan dari gempa bumi, karena tsunami dapat merusak semua sektor dan unsur yang ada. Dan tsunami juga dapat menambah kerugian yang sudah diakibatkan oleh gempa bumi sebelumnya.

AGREGAT


A.  PENGERTIAN AGREGAT DALAM KONTRUKSI PERKERASAN JALAN
l  Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
l  Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu yaitu 90 – 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 –85% agregat berdasarkan persentase volume.
l  Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
B.  SIFAT AGREGAT
l  Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
l  Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah:
l   gradasi,
l  kebersihan,
l  kekerasan
l  ketahanan agregat,
l   bentuk butir,
l  tekstur permukaan,
l  porositas,
l   kemampuan untuk menyerap air,
l   berat jenis, dan
l  daya kelekatan terhadap aspal.
l  Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
C.  KLASIFIKASI BENTUK DAN TEKSTUR AGREGAT
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:
      - Rounded                    - Irregular
      - Flaky                         - Angular
      - Elongated                  - Flaky & Elongated
D.  BENTUK PARTIKEL AGREGAT MENURUT BS 812 : PART 1: 1975\
  
E.  JENIS AGREGAT MENURUT ASAL KEJADIANNYA
l  Batuan Beku (igneous rock)
l  Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
l  Batuan Sedimen
l  Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dan sebagainya.
l  Batuan Metamorfik
l  Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur dari kulit bumi.
F.   JENIS AGREGAT BERDASARKAN PROSES PENGOLAHANNYA :
l  Agregat Alam
l  Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
l  Agregat melalui proses pengolahan
l  Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.

l  Agregat Buatan
l  Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.
G. PEMBAGIAN AGREGAT BERDASARKAN UKURAN BUTIRAN MENURUT THE ASPHALT INSTITUT, (1993), DALAM MANUAL SERIES NO. 2 (MS-2
l  Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm)
l  Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm).
l  Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
H.  KLASIFIKASI AGREGAT
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
 
I.     PEMBAGIAN AGREGAT BERDASARKAN UKURAN BUTIRAN MENURUT SEDANGKAN BINA MARGA, (2002),
l  Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4 (4,75 mm)
l  Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.4 (4,75 mm).
l  Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
PERSYARATAN AGREGAT KASAR
Pengujian
Standar
Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium
SNI 03-3407-1994
Maks 12 %
Abrasi dengan mesin Los Angeles
SNI 03-2417-1991
Maks 40 %
Kelekatan agregat terhadap aspal
SNI 03-2439-1991
Min 95 %
Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 cm )
DoT’s Pennsylvania Test Method, PTM No. 621
95/90
Angularitas (kedalaman dari permukaan ≥ 10 cm )
80/75
Partikel pipih
ASTM D-4791
Maks 25 %
Partikel lonjong
ASTM D-4791
Maks 10 %
Material lolos saringan no. 200
SNI 03-4142-1996
Maks 1 %
Aggregate Impact Value (AIV)
BS 812:part 3:1975
Maks 30%
Berat Jenis dan Penyerapan
SNI 03-1969-1990
Maks 3%

PERSYARATAN AGREGAT HALUS
Pengujian
Standar
Nilai
Material mengandung bahan plastis dengan cara setara pasir
SNI 03-4428-1997
Maks 8%
Berat jenis agregat halus
SNI 03-1970-1990
Maks 2,5%
Penyerapan
Maks 3%
Material lolos saringan No.200
SNI 03-4428-1997
Maks 8%

PERSYARATAN BAHAN PENGISI (FILLER)
Pengujian
Standar
Nilai
Lolos saringan N0.200
SNI 03 M-02-1994-03
Min 75%
Bebas dari bahan organik
Maks 4%

J.    GRADASI AGREGAT
Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat.

K. JENIS GRADASI
l  Gradasi Baik
l  Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan  ukuran butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran.
l  Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat.
l  Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi :
l  Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh agregat ukuran butiran kasar
l  Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh agregat ukuran butiran halus.
l  Gradasi Buruk
l  Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik.
l  Agregat bergradasi buruk  dapat dikelompokkan menjadi;
l  Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama.
l  Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik.
l  Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.

Saringan